Hanya sebuah cerita, benar-benar hanya sebuah cerita klasik tentang ratusan anak SMA yang kepayahan dihantui monster klasik berjuluk fisika. Mungkin tidak semua, tapi sebagian besar anak bahkan tidak sudi pulang malam atau bahkan keluar dari gerbang sekolah pas adzan maghrib hanya gara-gara takut bertemu fisika di persimpangan jalan. Fisika bisa saja muncul secara tiba-tiba dari gorong-gorong pinggir gang dan membuat anak-anak SMA ini menjerit berlebihan. Apalagi bagi mereka yang giat nonton bola malam-malam atau main game online ketimbang menekuni setumpuk buku demi memahami relativitas Einstein. Ya, hampir bisa dipastikan bahwa fisika muncul dari tempat yang mungkin tak pernah terjamah di belahan dunia ini! Dan, tanpa bisa dibantah, fisika bisa jadi lebih seram jika dibandingkan dengan preman pasar yang punya tato babi ngepet di pahanya!
Tapi, bukan hal yang mustahil juga kalau di saat-saat tertentu, fisika menampakkan batang hidung dan kupingnya dengan tampang lain yang jauh lebih memesona. Bagi mereka yang mendewakan hukum-hukum Newton dan bisa menjelaskan dengan baik bagaimana kerja mesin Carnot, fisika adalah teman sejati dan bekal paling ampuh menuju akhirat. (apaanyyaa??) Jadi, mereka tidak akan mendapati fisika dengan bentuk yang luar biasa seramnya. Fisika akan muncul sebagai guling Squidward yang empuk dan bisa ditinju-tinju tanpa merasa kesakitan atau malahan, fisika bakal menjelma sebagai arwah Newton dan mengajak berdiskusi kapan kiamat akan datang dengan sedikit mengesampingkan kalender suku Maya.
Balada fisika dan segenap romantismenya, juga beribu-ribu wajah yang dimiliki monster fisika ini rupanya juga mengusik seorang anak SMA kelas XII yang cukup normal untuk alergi fisika. Sam, bagi dirinya yang dengan susah payah menikmati try out alias test uji coba ujian nasional, fisika adalah musuh paling sengit yang pernah dihadapinya. Sebenarnya Sam tidak pernah ambil pusing. Bahkan Sam tidak mau bertengkar dengan fisika. Hanya saja, yang bikin Sam nyaris terbunuh adalah, fisika selalu datang padanya, menantang dirinya yang jelas-jelas tidak akan pernah dikalahkan seorang Sam! Fisika ini nggak ada kapok-kapoknya sama sekali untuk sekadar menggoda Sam..
Dan hari ini, hari yang mendung dimana awan-awan pelit sekali membagi celah bagi sinar matahari untuk masuk, Sam harus benar-benar ikhlas ribut lagi dengan fisika. Mantab sekali karena ternyata hari ini fisika mengajak belahan nyawanya,yakni matematika. Sam menggeleng kuat-kuat dan berpikir sebentar lagi kepalanya pasti copot. Huooo.. Baru kali ini sih ada jadwal try out sebagus ini. Untuk pertama kali dalam hidup Sam, kini dia menjadi saksi nyata yang melihat pertemuan abadi fisika dan matematika! Gilaaa..gilaaa.. Sesering apa pun Sam sembah sujud dan semedi agar fisika dan metematika berpisah sampai akhir zaman, pada kenyataannya mereka berdua masih bisa ber-sya-la-la-tri-li-li di depan Sam. Bener-bener deh, fisika dan matematika ini adalah pasangan yang nggak ada cocok-cocoknya blas! Paling-paling kesamaan mereka hanya banyak dicampakkan murid, banyak ngitungnya, banyak ribetnya, banyak rumusnya, banyak angkanya...cuma itu! Pokoknya, fisika dan matematika itu nggak pantes banget dipertemukan kembali! Bagi Sam, bersatunya dua hal mega super ini bagaikan eksekusi hukum pancung yang nggak bisa ditawar!
Sam hanya mendengus waktu lembar jawabnya masih bersih tanpa cela. Sam melotot tegang dan membayangkan bahwa wali kelasnya nanti akan menghampiri Bapak Sam di akhir pekan seraya berkata, "Haloo..Bapak, putri Anda, Samara Luni Efelin, nilai fisikanya dapat 2 lho.."
MAMPUS DEH SAM, MAMPUS!
JEGLEER..JEGLEER..
Suasana horor begini jadi tambah horor (krik..) ... Langit baru saja menumpahkan airnya seperti menggulingkan ember cucian di tengah-tengah berjalannya try out. Empat lampu neon yang berpijar di ruang test juga tidak membawa pengaruh sama sekali.Tidak hanya Sam, semua anak juga pasti merasa cemas begini. Apalagi petir datang tanpa tedeng aling-aling disusul guntur yang menggelegar memecah langit, kadang juga bikin kuping agak budeg.. (mungkin sih,,) Sam terlonjak saat guntur terakhir menggelegar begitu dahsyat, beberapa anak menoleh, bahkan pengawas ruangan sampai mengelus jidat (iya jidat, Sam juga agak heran kenapa yang dielus malah jidatnya, bukan dada...)
Hana, anak berotak encer yang juga salah satu pemuja fisika yang duduk di seberang Sam langsung nyeletuk tanpa ada yang menyuruh, " Hoi..pada kaget gitu sih? Biasa aja tauk, light kan emang dateng duluan ketimbang thunder. Ngerti kan, kecepatan cahaya tuh mutlak. Terus, harusnya kalian jangan tutup telinga begitu dong, bisa budeg lho. Tekanan di dalam sama di luar kan beda, masa nggak tauk?"
Sam keselek. Ya ampun, Hana...sempet-sempetnya sih. Sam mendesah lagi, dan kembali berkutat pada fisika yang telah melambai-lambaikan tangannya pada Sam dengan gantengnya. (Seingat Sam, fisika tidak pernah berubah menjadi ganteng). Kesempatan seperti ini biasanya akan dimanfaatkan oleh anak-anak yang memang sudah buntet kepalanya sambil menoleh ke kanan-kiri-belakang-depan-atas-bawah. Tapi, tidak begitu dengan Sam, sekalipun dia sudah mentok, dia lebih suka menjawab acak ketimbang tanya sana-sini. Sam tidak suka cara-cara seperti ini sekalipun hal ini menggiurkan. Lagipula, capek juga memutar kepala ke segala penjuru, kayak mau senam aja. Terus, kata Ibu dan Bapak Sam, juga kata Guru SD-nya dan guru ngaji-nya, dan kata Sam sendiri, jujur itu menyenangkan sekali... (semoga sajaaa)
Oh, wow, dan karena Sam tidak mau melakukan hal-hal nista yang bisa menghancurkan jiwa dan raganya atau mungkin jalannya (bahasa singkatnya sama dengan nyontek), maka Sam menjawab soal nomor 1-8 dengan melingkari huruf A karena saat itu Sam sejak dulu ingin pergi ke Afrika. Untuk soal nomor 9-16 Sam melingkari huruf B karena jujur deh, Sam lagi pengen memelihara beruang kutub. Sam melingkari huruf C untuk nomor 17-24 karena Sam doyan coklat. Sam melanjutkan dengan melingkari huruf D untuk nomor 24-32 karena Sam tidak pernah menolak donat. Delapan nomor terakhir, Sam melingkari huruf E karena Sam sungguh-sungguh berharap try out ini segera END! (wuuuz)
Tapi, bukan hal yang mustahil juga kalau di saat-saat tertentu, fisika menampakkan batang hidung dan kupingnya dengan tampang lain yang jauh lebih memesona. Bagi mereka yang mendewakan hukum-hukum Newton dan bisa menjelaskan dengan baik bagaimana kerja mesin Carnot, fisika adalah teman sejati dan bekal paling ampuh menuju akhirat. (apaanyyaa??) Jadi, mereka tidak akan mendapati fisika dengan bentuk yang luar biasa seramnya. Fisika akan muncul sebagai guling Squidward yang empuk dan bisa ditinju-tinju tanpa merasa kesakitan atau malahan, fisika bakal menjelma sebagai arwah Newton dan mengajak berdiskusi kapan kiamat akan datang dengan sedikit mengesampingkan kalender suku Maya.
Balada fisika dan segenap romantismenya, juga beribu-ribu wajah yang dimiliki monster fisika ini rupanya juga mengusik seorang anak SMA kelas XII yang cukup normal untuk alergi fisika. Sam, bagi dirinya yang dengan susah payah menikmati try out alias test uji coba ujian nasional, fisika adalah musuh paling sengit yang pernah dihadapinya. Sebenarnya Sam tidak pernah ambil pusing. Bahkan Sam tidak mau bertengkar dengan fisika. Hanya saja, yang bikin Sam nyaris terbunuh adalah, fisika selalu datang padanya, menantang dirinya yang jelas-jelas tidak akan pernah dikalahkan seorang Sam! Fisika ini nggak ada kapok-kapoknya sama sekali untuk sekadar menggoda Sam..
Dan hari ini, hari yang mendung dimana awan-awan pelit sekali membagi celah bagi sinar matahari untuk masuk, Sam harus benar-benar ikhlas ribut lagi dengan fisika. Mantab sekali karena ternyata hari ini fisika mengajak belahan nyawanya,yakni matematika. Sam menggeleng kuat-kuat dan berpikir sebentar lagi kepalanya pasti copot. Huooo.. Baru kali ini sih ada jadwal try out sebagus ini. Untuk pertama kali dalam hidup Sam, kini dia menjadi saksi nyata yang melihat pertemuan abadi fisika dan matematika! Gilaaa..gilaaa.. Sesering apa pun Sam sembah sujud dan semedi agar fisika dan metematika berpisah sampai akhir zaman, pada kenyataannya mereka berdua masih bisa ber-sya-la-la-tri-li-li di depan Sam. Bener-bener deh, fisika dan matematika ini adalah pasangan yang nggak ada cocok-cocoknya blas! Paling-paling kesamaan mereka hanya banyak dicampakkan murid, banyak ngitungnya, banyak ribetnya, banyak rumusnya, banyak angkanya...cuma itu! Pokoknya, fisika dan matematika itu nggak pantes banget dipertemukan kembali! Bagi Sam, bersatunya dua hal mega super ini bagaikan eksekusi hukum pancung yang nggak bisa ditawar!
Sam hanya mendengus waktu lembar jawabnya masih bersih tanpa cela. Sam melotot tegang dan membayangkan bahwa wali kelasnya nanti akan menghampiri Bapak Sam di akhir pekan seraya berkata, "Haloo..Bapak, putri Anda, Samara Luni Efelin, nilai fisikanya dapat 2 lho.."
MAMPUS DEH SAM, MAMPUS!
JEGLEER..JEGLEER..
Suasana horor begini jadi tambah horor (krik..) ... Langit baru saja menumpahkan airnya seperti menggulingkan ember cucian di tengah-tengah berjalannya try out. Empat lampu neon yang berpijar di ruang test juga tidak membawa pengaruh sama sekali.Tidak hanya Sam, semua anak juga pasti merasa cemas begini. Apalagi petir datang tanpa tedeng aling-aling disusul guntur yang menggelegar memecah langit, kadang juga bikin kuping agak budeg.. (mungkin sih,,) Sam terlonjak saat guntur terakhir menggelegar begitu dahsyat, beberapa anak menoleh, bahkan pengawas ruangan sampai mengelus jidat (iya jidat, Sam juga agak heran kenapa yang dielus malah jidatnya, bukan dada...)
Hana, anak berotak encer yang juga salah satu pemuja fisika yang duduk di seberang Sam langsung nyeletuk tanpa ada yang menyuruh, " Hoi..pada kaget gitu sih? Biasa aja tauk, light kan emang dateng duluan ketimbang thunder. Ngerti kan, kecepatan cahaya tuh mutlak. Terus, harusnya kalian jangan tutup telinga begitu dong, bisa budeg lho. Tekanan di dalam sama di luar kan beda, masa nggak tauk?"
Sam keselek. Ya ampun, Hana...sempet-sempetnya sih. Sam mendesah lagi, dan kembali berkutat pada fisika yang telah melambai-lambaikan tangannya pada Sam dengan gantengnya. (Seingat Sam, fisika tidak pernah berubah menjadi ganteng). Kesempatan seperti ini biasanya akan dimanfaatkan oleh anak-anak yang memang sudah buntet kepalanya sambil menoleh ke kanan-kiri-belakang-depan-atas-bawah. Tapi, tidak begitu dengan Sam, sekalipun dia sudah mentok, dia lebih suka menjawab acak ketimbang tanya sana-sini. Sam tidak suka cara-cara seperti ini sekalipun hal ini menggiurkan. Lagipula, capek juga memutar kepala ke segala penjuru, kayak mau senam aja. Terus, kata Ibu dan Bapak Sam, juga kata Guru SD-nya dan guru ngaji-nya, dan kata Sam sendiri, jujur itu menyenangkan sekali... (semoga sajaaa)
Oh, wow, dan karena Sam tidak mau melakukan hal-hal nista yang bisa menghancurkan jiwa dan raganya atau mungkin jalannya (bahasa singkatnya sama dengan nyontek), maka Sam menjawab soal nomor 1-8 dengan melingkari huruf A karena saat itu Sam sejak dulu ingin pergi ke Afrika. Untuk soal nomor 9-16 Sam melingkari huruf B karena jujur deh, Sam lagi pengen memelihara beruang kutub. Sam melingkari huruf C untuk nomor 17-24 karena Sam doyan coklat. Sam melanjutkan dengan melingkari huruf D untuk nomor 24-32 karena Sam tidak pernah menolak donat. Delapan nomor terakhir, Sam melingkari huruf E karena Sam sungguh-sungguh berharap try out ini segera END! (wuuuz)
No comments:
Post a Comment