Pertengahan Okteober, hujan sudah tidak mau main-main lagi. Air yang ditumpahkan tidak tanggung-tanggung. Dingin yang menyergap juga berhasil membuat seluruh segi tulang rusuk berkeretak tiada henti. Halaman utama beberapa surat kabar harian kerap diisi gambar besar yang mengisahkan tentang liku-liku hujan. Meski begitu, Sam tetap menikmatinya. Biar hujan mau singgah seharian pun, Sam oke-oke saja.
Malam selasa tepat ketika jarum jam menunjuk angka sembilan, hujan datang lagi dan Sam tengah berkutat pada secangkir Milo hangat dan semangkuk Indomie rebus ayam bawang. Sam baru saja menenggak setengah dari Milo hangat yang rasanya enak banget ketika tiba-tiba ia teringat pada sesuatu yang seharusnya dikerjakan sejak tadi! Sam meletakkan cangkir dan mangkuknya, kemudian berjalan pelan menuju kamarnya dengan gontai. Begitu manik kembarnya menangkap laptop 14 inch yang nangkring agak miring di atas meja kecil di sudut kamar, Sam langsung menyabetnya dan langsung duduk bersandar pada bantal-kaki yang tergeletak di lantai. Sam mengerecutkan bibirnya, kesal atas kebodohannya sendiri. Gara-gara asyik ketawa-ketiwi dengan Alnilak sehabis nonton Cars 2 untuk ke-lima kalinya, Sam sampai lupa kalau besok ada presentasi Sejarah dan Sam sama sekali belum mencicilnya walau tugas ini diberikan sejak minggu lalu.
Tanpa ba-bi-bu lagi Sam langsung membuka laptopnya yang setia, siap untuk lembur. Tapi, beberapa detik setelah Sam mebukanya, ada yang tidak beres. Layar LCDnya tidak beres. Tidak menampakkan gambar atau warna apa pun seperti biasanya. Hanya sekelebat hitam putih yang naik turun dan tidak mau berhenti. Sam menganga lebar, shock berat dengan mata melotot. Sam menggoyang-goyangkan laptopnya konyol, dan..yah..tidak ada perubahan sama sekali. Sam menganga makin lebar, semakin terkejut dan tidak mau percaya dengan apa yang dilihatnya! Oke, laptop Sam kadang-kadang bermasalah dan masalahnya ringan..belum pernah separah ini! Panik. Oke. Sam. Panik.
T.I.D.A.A.A.A.K.K
Sam memekik tertahan. Ekspresinya bahkan lebih mengerikan ketimbang lebatnya hujan di luar. Malapetaka mengenai tugasnya yang tidak kelar dan apa yang bakal terjadi besok pagi melintas spontan di kepalanya. Lebih dari itu. Kengerian di wajah Sam menandakan betapa takutnya Sam mengingat data-data penting ada di sana! Film kartun! Tugas-tugas sekolahnya yang lain! Foto-foto liburannya! Games! Gambar Sponegebob! (yang terakhir ini nggak begitu penting). Lima menit lamanya Sam terjerat atas keterkejutannya sendiri. Begitu sadar, Sam langsung meraih handphonenya, memencet tuts dengan cepat agar segere tersambung dengan makhluk hidup bernama Radib!
"Radib!Laptopku nggak normal lagi!"pekik Sam begitu telephonnya tersambung. Tapi, tapi Sam tampak kecewa ketika Radip hanya membalasnya dengan kekehan yang menjengkalkan.
"Radib, aku serius! Rusak lagi!"ulang Sam kesal.
"Woi..stupid Samara..."
"Aku nggak goblok! Aku bilang laptopku rusak!"
"Lha terus?"
"Gimana dong?"
"Apanya?"
"Radib! Seriusaaan....benerin lagi, please.."
"Tuh kan bener, stupid.. Kenapa sih, Sam, bego-mu nggak ilang-ilang? Jangan main sembur kayak kembang api begitu, Sam..Tahun baru masih dua bulan lagi, dan, kamu minta apa tadi? Laptopmu dibenerin? Aku kan belum ngerti mana yang jadi masalah..tiba-tiba langsung nyerocos kayak kalkun kelaparan!"
"Sorry,Dib, aku panik. Nggak tahu deh, ini laptop tiba-tiba kayak TV kesemutan.."
"Bawa ke sini."
"Apa? Udah malem, Dib."
"Besok, bego!"
"Tapi, aku uadah kelas tiga, Dib. Mana boleh keluyuran asal-asalan? Jadwalku besok super padat."
"Bawa ke sini! Siapa yang butuh,eh?"
Sam diam sejenak, Radib sialan! Setelah mengatakan oke sangat pelan, Sam langsung menutup perbincangannya dengan Radib yang nggak enak didengar kuping. Sam mendengus. Sebenarnya, setiap ada masalah yang menyangkut dengan teknologi dan kroni-kroninya, Sam paling anti minta tolong pada Radib. Tapi, tetap saja Radib adalah jalan keluar yang terakhir. Meski mulutnya sama sekali tidak bisa dibungkam saking pedasnya dia ngomong, sepupu Sam yang satu ini memang lumayan jago. Lagipula, kalau Radib yang mengerjakan masalahnya, Sam tidak perlu merogoh kocek untuk imbalan jasa Radib.
Rabu sore sepulang les, masih ditemani hujan yang sama lebatnya dengan kemarin, Sam memacu sepeda motornya perlahan menuju rumah Radib dengan harapan laptopnya bakal sehat kembali. Namun ternyata, hal ini cuma impian Sam saja. Singkatnya, Radib tidak bisa menyehatkan laptop Sam. Yang ada, Radib justru menceramahi kecerobohan Sam nyaris selama empat puluh dua detik! Radib bahkan sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan terhadap Sam yang nampak kusut dan nelangsa dengan balutan seragam putih abu-abunya yang masih basah. Sam diam saja saking kesalnya. Uuugh. Sam manyun, bahkan ketika Radib menyarankannya untuk membawa laptopnya ke tempat service laptop yang kata Radib lumayan bagus. Sam membatin dan mengutuk pelan. Seharusnya Sam memang tidak minta tolong pada makhluk bermulut merica ini!
Oke, Sam masih kesal atas perlakuan Radib. Meski begitu Sam tetap menuruti sarannya untuk pergi ke tempat service laptop yang tidak jauh dari utara Carita. Sam tidak pergi sendiri. Kebetulan laptop Cyan juga bermasalah dengan hardwarenya dan mereka pergi bersama. Sam dan Cyan memilih hari Minggu karena hanya hari Minggu saja mereka punya waktu yang luang. Macet sudah pasti dan memang harus dinikmati sekenanya. Butuh perjuangan yang cukup hebat untuk terbebas dari kemacetan dan sampai di tempat tujuan dengan selamat. Sesampainya di tempat yang sejak tadi membuat Sam penasaran, Sam menarik nafas panjang dan langsung mengajak Cyan untuk masuk. Tempatnya tidak begitu besar dan agak tertutup oleh kedai takoyaki di depannya. Hm, masa bodoh..yang penting masuk dulu!
Begitu Sam dan Cyan mendorong pintu kacanya, seorang anak laki-laki menyuruh Sam dan Cyan untuk duduk kemudian memanggil si tukang pembetul laptop. Begitunya si empunya datang, Sam langsung melirik Cyan yang tampaknya berpikiran sama dengannya. Cyan berkali-kali menyodok kaki Sam sedangkan Sam sendiri masih takjub atas kehadiran makhluk ganteng di depannya. Baiklah, Radib dimaafkan kali ini. Hohoho Sepertinya Radib menyarankan tempat yang tepat, ya? Habis, si Abang di depan Sam memang ganteng kok. Lebih ganteng daripada Karim Benzema! Gila....ganteng....
"Gimana, Mbak? Laptopnya kenapa?"tanya si ganteng memecah kesunyian. Sam melek, tersadar dari lamunannya. Cyan sedikit gelagapan dan nyegir lebar.
"Err...rusak, Mas,"jawab Sam sedikit canggung.
"Ya, rusaknya kayak gimana?"
"Belum tahu juga, pokoknya kayak TV kemasukan semut."
"Kemasukan semut gimana? Kenapa nggak dikeluarin aja, Mbak?"
...kriik...nggak lucu, sumpah, nggak lucu...
"Aduh, bukan gitu, Mas...maksud saya LCDnya nggak beres."
"Nggak beresnya gimana?"
"Ya itu tadi, kayak kemasukan semut."
"Kok kemasukan semut? Mbak gimana sih?"
DOEENG...Ini orang ganteng gimana sih? Sam kan lagi kesusahan...kenapa malah diajak muter-muter? Nggak perlu muter-muter aja Sam udah puyeng setengah mati!
"Mbak? Jadi mbenerin laptop nggak nih?"tanya si ganteng agak keras. Sam mengangkat alisnya...Yaelaahh..galak amat, Ini mah lebih parah ketimbang Radib!
"Dicek sendiri aja deh, Mas!"
"Nah, dari tadi dong..Sini biar saya lihat.."
Haduh, ya gitu lah. Bahkan Cyan pun sama bengongnya dengan Sam. Tambahan lagi, ternyata si Abang ganteng dengan hidungnya yang mancung, kulit kuning langsat, plus mukanya yang oriental banget itu ternyata galaknya minta ampun! Si Abang Ganteng yang sampai sekarang tidak diketahui namanya ini ngomel terus-terusan sembari mempreteli laptop Sam, nggak ramah banget lah pokoknya! Gantengnya hilang seketika! Sam sebal bukan main.. Apalagi pas si Abang Ganteng bilang dengan sangat mudah di depan Sam, " Ini LCDnya harus diganti,Mbak! Satu juta harganya!"
Ini Abang GLUDAK banget! Sam mana bawa uang sebanyak itu sekarang? Lebih tepatnya, Sam nggak punya uang sebanyak itu! Gilaa... Kalau gini caranya mah nggak jadi ganteng! Uooh,
No comments:
Post a Comment